Menjajal Kuliner yang Dibuat oleh Unit Kebudayaan Melayu-Riau ITB



Kupon Kuliner Melayu-Riau




Lustrum tu ada apa aje, Cik?"

Sehubungan dengan perayaan  Lustrum 2 UKMR ITB 2016, maka diselenggarakan festival wisata kuliner Melayu Riau di tunnel Sunken Court, yang diperuntukkan bagi mahasiswa ITB sehingga tak perlulah jauh-jauh ke luar Jawa untuk menyicipi panganan daerah beribukota Tanjung Pinang ini.  Sebanyak 11 kuliner khas kepulauan Riau disajikan untuk memanjakan lidah civita academica, dari kategori makanan tersedia nasi dagang, laksa, dan juga luti gendang. Kemudian, dari sisi minuman ada laksamana mengamuk dan air mata pengantin, Laksamana mengamuk dan Air Mata Pengantin? Weleh-weleh penamaannya seperti adegan lakon suatu cerita rakyat saja. Kebetulan saya itu hobi makan dan mengeksplor kuliner yang unik-unik, saya kemudian mengambil pre-order Mie Lendir dan Aji Serban. Alasannya, Mie Lendir itu cocok buat sekalian makan berat di siang hari, sesuai open gatenya yang  baru buka jam 11.00 WIB, sedangkan Aji Serban dipilih karena saya tertarik dengan warna hijaunya dan penasaran sama rasa kuenya, kayak candil kah, ketan bakar kah, atau gimana? Saya tidak mencoba minuman karena komposisi buah-buahannya yang kurang mengundang rasa penasaran, hihi.


Aji Serban

Penampakan Kue Aji Serban Lustrum UKMR ITB 2016
Aji serban berasal dari nama seorang penjual kue keliling. Penjualnya adalah seorang lelaki yang telah naik haji dan sering berjualan kue ini dengan mengenakan sorbannya. Karena para pembeli bingung harus menyebut apa pada kue ini, akhirnya tercetuslah nama aji serban. Kue yang berbahan dasar ubi dan beras pulut ini merupakan kue tradisional khas Bintan, tepatnya di kampong Kampe, jalan Trikora, Desa Malangrapat, Kecamatan Gunung Kijang, Provinsi Kepulauan Riau. Biasanya pada acara-acara kenduri, kue ini menjadi panganan yang wajib hadir. Kadang-kadang juga menjadi teman ngopi atau ngeteh bagi masyarakat Kepulauan Riau.


Bahan
Cara Membuat
Untuk lapis pada bagian bawah
1.      Ubi 3 biji atau pulut putih 250gram

Untuk bagian atas yang berwarna hijau
2.      Kelapa 2 biji
3.      Telur 2 biji
4.      Gula 500gram(sesuai selera)
5.      Tepung Terigu 500gram
6.      Pewarna Hijau 1 bungkus kecil
Cara membuat bagian atas
1.      Masukan telor, dan gula lalu di kocok hingga gula halus
2.      Parut kelapa dan ambil santanya setelah itu masukan kedalam gula dan telor yang sudah di kocok tadi.
3.      Lalu masukan tepung terigu secukupnya.
4.       Aduk adonan sampai rata, dan jangan terlalu kental, biar sedikit cair.

Cara membuat bagian bawah
1.      Masukan ubi yang sudah di parut, atau pulut yang telah di bersihkan
2.      Masukan ubi atau pulut kedalam tempat
3.      Setelah itu kukus terlebih dahulu ubi atau pulut hingga setengah masak
4.      Setelah itu letakkan di atas ubi atau pulut tersebut adonan bagian atas.
5.      Tunggu hingga setengah jam
6.       Untuk memastikan kue tersebut masak atau tidaknya, pegang sedikit bagian atas kue rasakan masih terasa lengket atau tidak di tangan kalau tidak berarti kue siap di angkat
7.      Potong kue sesuai selera
8.      Kue siap disajikan

 Setelah mencoba aji serban yang disuguhkan Unit Kebudayaan Melayu-Riau ITB, saya rasa makanan ringan ini teksturnya mirip campuran ketan dan kelapa yang atasannya diberi lapisan manis. Hendaknya menyediakan tisu sebelum memakannya, karena kue ini cukup lengket dan mengotori tangan.  


Mie Lendir
Penampakan Mie Lendir Lustrum UKMR ITB 2016
Mie Lendir, mungkin mendengar nama makanan ini kita akan sedikit geli, bertanya-tanya mengapa diberi nama mie lendir, jawabannya mungkin karena kuah mie ini kental sehingga disebut mie lendir. Mie lendir ini adalah kuliner asli Indonesia, tepatnya kuliner yang berasal dari Pulau Batam atau Pulau Bintan, provinsi kepulauan Riau. Makanan ini terdiri dari mie kuning yang direbus dengan toge dan diberi irisan telur.
Yang membuat mie ini unik adalah pada kuahnya yang terbuat dari kacang tanah dan ubi jalar/ubi kuning yang dimasak kental. Kuah kental ini  kemudian disiram di atas mie dan toge lalu taburi dengan seledri dan cabe rawit. Di Batam menu mie lendir banyak ditemukan di pagi hari sebagai menu untuk sarapan. Masakan olahan ini sangat cocok dikonsumsi untuk anak-anak . Asalkan tidak ditambahkan cabe rawit, rasa gurih dan manis dari kuah kacangnya dapat diterima oleh lidah anak-anak. 

Bahan
Cara Membuat
  • Mie Kuning ( mie lidi, 1 bungkus cukup untuk direbus)
  • Tauge ( beli aja 1500 cukup itu )
  • Daun bawang ( iris tipis )
  • Daun seledre ( daun sop iris halus )
  • Telur ( direbus )
  • Cabe rawit kira-kira 12 biji di potong kecil-kecil.
Halus:
  • Cabe merah,
  • cabe rawit,
  • bawang putih 1 atau 2,
  • kencur ( dihaluskan )
  • Ubi jalar ( keledek ) direbus kemudian dihaluskan.
  • Kacang tanah digoreng ( dihaluskan)

  1. Semua bumbu yang dihaluskan dimasak + air kira-kira 3 atau 4 gelas + serai yg digeprak + daun salam.
  2. Masak sampai mendidih, jangan lupa kasih garam dan penyedap rasa untuk menambah rasa nikmatnya bumbu kacang tersebut.
  3. Untuk lebih hangat masukkan mie kuning + tauge ke dalam rebusan air, sebentar saja dan angkat.
  4. Letak di piring + telur dan siram dengan kuah kacang.
  5. Taburkan daun sop, daun bawang + bawang goreng bila perlu.

Testimoni saya setelah mencicipi kuliner yang disuguhkan UKMR adalah saya merasa mienya mirip pasta fettucini yang ketika diaduk-aduk tidak gampang patah sebagaimana mie pada umumnya. Kata lendir pada kuliner yang satu ini mengingatkan saya pada Lo Mie Bandung, tetapi kenyataannya Mie Lendir ini  bahkan kering dan lebih mirip penyajian pecel. Mie lendir ini diberi bumbu yang saya pikir adalah kari ayam, dan beberapa potongan cabe rawit yang menurut saya tidak pedas. Komposisi toge, daun sop, dan daun bawang yang dicampur mie cukup menambah kesan segar. 

Ternyata untuk peruntukkan makan siang yang berat, mie ini belum masuk kategori mengenyangkan. Buktinya, ketika siang saya lapar lagi dan memutuskan makan di Recheese untuk kemudian memesan paket Combo Fire COB, mungkin mie ini harusnya ditemani dengan pelengkap lain sebagai penambah kalori. 

Sekian.


Sumber:



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bermalam Ala Gelandangan di Ibukota

Pantun Memantun Bersama Nabila

Jangan Mau Kehilangan KTM ITB