Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

Meanwhile My English Practical Test...

So Mr Su**** interviewed me for my writing about description text of Smansa. blablablablabla..... S: "Do you love studying in this school?" M: "Yes it teaches me about many  lesson for the real life from its organization, like  balancing activity for studying in the class and studying in extracurricular blablabla...." S: "So can you tell me what is the strength point of Smansa, and the weak point of Smansa too?" M:"The strength point of smansa that it has many important students as its assets to bring it many great achievement. The weak point I think the students still are not dicipline and always break the rule, such as coming late, buying foods in canteen when the subject is held. And I don't have a solution for that." S: "Yes I don't have too. " ( then both of us are laughing )  blablablablabla..... Saat itu gua merasa se hipokrit-hipokrit nya manusia (note: munafik). Emang kalo dipikir-pikir siapa coba murid-...

Sekadar Tahu Pas Gua Telat Sekolah

Agaknya kata "Pas" di atas kurang tepat karena sepertinya hampir tiap hari gua terlambat tiba di smansa. Entah lebih 1 detik, 1 menit, 2 menit, 5 menit, bahkan sampai 25 menit.... Tapi gapapa lah nya , daripada sering ga masuk tanpa izin dan cabut pas KBM gajelas, masih lebih terhormat terlambat, tapi tetep semangat sekolah, betul tidak? Alasannya cuma satu, gua suka tidur lagi abis shubuh karena kepala suka pusing gajelas, dan takut tertidur pas guru lagi ngajar, tambah lagi masih ada waktu sekitar 45 menit sebelum berangkat sekolah, walhasil gua punya waktu yang bener2 ngepas untuk melakukan perjalanan ke sekolah. Dan bener aja, gua ga pernah tertidur kalo pas KBM, dan ini ga ada unsur penipuan sama sekali. Yah tapi itu tadi, gara- gara waktu keberangkatan yang ngepas, gua jadi sering panik kalo liat jam. Kadang apa aja bisa membakar emosi kalau seseorang udah telat banget dan waktunya mepet! Misalnya kalo tukang ojeg di kompleks rumah suka ngilang tanpa  sebab sekit...

Memilih Bumi

Dahulu gua mantep memilih Bumi Makara sebagai tanah yang akan dijejaki. Alasannya karena pulang pergi gampang, mau ke Bandung deket, mau beli buku bekas di Kwitang tinggal turun di Tebet dan nyambung ke Senen, mau balik ngecek rumah juga gampang banget,  tinggal naik Commutter Line yang harganya 9000 Terus gua tertarik kepada Bumi Ganesha karena gua liat TPB nya oke, tingkat tiga makulnya luas, diakui sama pihak luar, dan seterusnya, apalagi gua denger anak - anaknya dikondisikan doyan berkompetisi dan belajar, beda sama anak makara yang sangat aktif berdemo dan berorganisasi di ibu kota. Dan sekarang gua jadi melirik ke Bumi Sendiri, tepatnya Bumi Pertanian. Di hari Jum'at ketika presentasi itu datang, mata gua terbuka terhadap segudang inovasi yang ada di kampus tersebut. Namun, gua juga sebenarnya bosan jika langit Bogorlah yang harus selalu kutatap selama menuntut ilmu. Inikah yang namanya mereka sebut galau itu? Ingin meraup semua dengan rakus dan berakhir pada satu kenyat...

Sekadar Komitmen

Kalau sekiranya hasil TO UN tingkat Kota gua demikian, Bahasa Indonesia < 8,00 Matematika          < 6,50 Bahasa Inggris     < 7,50 Fisika                   < 7,00 Kimia                   < 6,50 Biologi                 < 8,00 Maka sebelum UN dan setelah TO gua cuma boleh buka FB seminggu sekali gua harus nuntasin semua buku soal Kalian semua menjadi saksi, meski hanya satu mapel ketentuan itu tetap berlaku. NB: Bukan bermaksud untuk bilang gua ga pantes dapet nilai segitu, hanya ingin membuat diri ini lebih disiplin aja  Update: Yang memenuhi target cuma Biologi --,--" Saatnya belajar!!!