Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Dua Catatan dari Khutbah Jum'at di Salman

Gambar
Jum’atan di Masjid Salman selalu menawarkan substansi da’wa h yang menarik untuk diikuti. Sudah dua kali saya mencoba mencatat isi khutbah dari masing-masing khatib karena dirasa gaya penjelasannya yang begitu bernuansa akademis dan juga banyak menggunakan penjabaran terminologis. Pada hari Jum’at, 27 Oktober 2017, kutbah diisi oleh Bapak Dr. KH. Agus Syihabuddin, MA, dosen agama ITB. Adapun konten ceramah beliau adalah sebagai berikut. Dalam surat An-Nahl : 120 terdapat empat penggambaran eksplisit mengenai sifat Nabi Ibrahim as, yang dijuluki sebagai Bapaknya Para Nabi. Yang pertama, Nabi Ibrahim as bersifat ummat . Ummat secara lughowi merujuk pada masyarakat. Menurut Al- Imam Ibnu Mansyur, ahli leksikal, secara makna, kata ummat menuju pada makna pemimpin yang dijadikan sebagai tumpuan, tujuan, maupun teladan. Begitu pula kedekatannya pada kata ummi yang berarti ibu, yang dijadikan sebagai tumpuan dan teladan bagi anak-anaknya. Kita sebagai umat Islam harus menerap

Cerita 2 November 2017

Gambar
Setiap hari akhir-akhir ini selalu saja ada banyak hal yang terjadi dan sebenarnya sudah sering terjadi, hanya saja otak saya, yang dalam konteks khusus disebut pola pikir, menjelang umur 22 ini sudah semakin aktif saja untuk mengekstrak apapun yang tengah diperbincangkan di sekitar saya, baik yang hadir secara formal sewaktu saya di kelas, maupun yang terlewat begitu saja ketika saya tengah bersantai di luar. Seperti halnya pada hari ini, ketika saya mendapatkan begitu banyak pelajaran tentang hidup, tentang berbagai sisi kehidupan.  Plagiarisme bisa dicegah dengan menggunakan hati nurani masing-masing. Begitu kira-kira kesimpulan yang saya dapat dari kuliah TA 2 bersama Pak Sugijono jam 9 pagi ini di seminar TF 4. Kerapkali plagiarism yang terjadi melibatkan banyak karya yang memang belum mendapatkan hak paten secara resmi. Kendati demikian, sudah tugas bagi penulis maupun perancang karya apapun untuk mampu menyadari bahwa perbuatannya itu termasuk tindak plagiarism atau buk

Bergerak di Arus Gelombang

Jika dunia adalah perihal keniscayaan, bahwa yang dikejar dengan usaha keras pasti akan diraih, maka semua orang pasti tidak akan pernah berhenti bergerak, karena setiap usaha yang mereka lakukan walau hanya bergeser 5 cm, akan langsung terlihat dampaknya. Realitanya dunia ini adalah tempat para manusia diuji. Semisal walau dijanjikan setiap manusia memiliki pasangannya, harus tetap gigih mencari jodoh yang dijanjikan itu. Kadang seseorang tak sampai pada umurnya, ada pula yang baru menikah pada usia senjanya, ada juga yang berjodoh namun tak memiliki keturunan. Adalah misteri, yang menjadi tanda tanya besar setiap insan, bagaimana usaha yang memberi hasil itu? Karena kita tahu tak semua orang bisa mencapai mimpinya. Tapi, di mana letak iman dan ikhlas? Kalau percaya pada kuasa-Nya sudah tak mampu. Bukan, bukan tidak percaya perihal kuasa-Nya, tetapi diri inilah yang terlanjur malu untuk berharap, tak yakin bahwa doa dari seorang yang tersesat akan diijabah. Keadaan memang

Melapang: Tak Semudah dan Seindah Membaca dalam Cerita

Gambar
Alasan ingin ikut Eka melapang       Hari Sabtu, tanggal 20 Mei 2017, seharusnya saya mengikuti ujian FE, yang mirip-mirip dengan tes kompre sebagai salah satu syarat untuk sidang. Berhubung saya tak bisa mengambil TA 2 di semester pendek dan juga kesiapan yang dirasa masih kurang,   agenda itu pun urung saya lakukan. Weekend yang kosong, sepertinya merupakan kesia-siaan jika tidak melakukan suatu hal. Sekitaran jam 8, saya membuka chat di salah satu grup line. Teman saya, Eka, seorang mahasiswa geologi mengajak saya untuk ikut melapang di Lembang, katanya sih cimpi-cimpi di sekitaran daerah The Lodg* Maribaya. Wah, kesempatan yang baik untuk mengetahui dan mendapatkan pembelajaran seperti apa medan yang dilalui seorang anak gea untuk mengambil   data sebagai bahan TA-nya, meski tak ada kaitannya sama sekali dengan jurusan saya. Hambatan perjalanan pulang pergi Kami berpergian ke daerah sekitaran Maribaya-Cibodas, yang katanya terdapat singkapan-singkapan bagus untuk bahan ma

Melihat Sisi Lain Jatiluhur Dari Bukit Lembu

Gambar
Bukit Lembu merupakan objek wisata alam di daerah Purwakarta, tepatnya di Desa Panyidangan. Agak sedikit menggunakan usaha untuk menuju ke sana karena jarang ada angkutan umum yang melaluinya. Jika tidak punya mobil pribadi atau sewaan, alternatif kendaraan yang bisa digunakan adalah jasa pick up di sekitaran Pasar Anyar Sukatani. Sebelum sampai di literally kawasan wisata Bukit Lembu, kami sudah harus melalui lika-liku jalan desa yang berkelak-kelok dan sempat cemas berkali-kali mungkin saja ada mobil yang muncul secara mendadak dari berbagai tikungan yang kami lewati. Apalagi saat melalui jalur short cut di Sukatani, mobil kami sempat harus masuk ke halaman rumah warga karena jalannya yang cuma bisa dilalui satu mobil. Lokasi Gunung Lembu yang Diapit Waduk Jati Luhur Kendaraan yang kami naiki hanya akan dapat mengantarkan sampai tempat pendaftaran pendakian Gunung Lembu, yang ditandai dengan sekawanan lembu atau kerbau di area parkir. Selebihnya harus ditempuh dengan

Pembuktian dan Tindakan

Jadi orang yang memiliki value intinya cuma dua: bersabar dan pembuktian. Kalo dua hal itu ga bisa dilalui, perkataan akan sulit dipercaya orang lain. Beberapa contoh yang bisa diambil atas apa yang saya lalui: 1.        Main uno block , kalo kita selalu menjadi orang yang kalah dan meruntuhkan bangunannya, berarti kita belum bisa bilang kita orang yang sabar dan cerdas dalam melakukan decision making. 2.      Tentang transkrip, kalo kita belum bisa membuktikan IP kita baik, maka kita belum bisa meyakinkan orang bahwa kita tuh bisa memanajemen waktu dan bertanggung jawab. Bahkan kita   belum bisa bilang kalo kita mengenal diri kita sendiri karena nampaknya kita masih belum sadar kapabilitas diri kita itu seperti apa yang berdampak pada pertimbangan kita memilih tempat beraktualisasi diri. 3.      Kalo orang yang begitu vokal bicara soal nilai dan strategi kehidupan, tetapi ketika diminta membantu membereskan rumah atau minimal menjaga rumah dalam kondisi tetap bersih saja

Ketika Instagram Menaikkan Value Makanan Warna-Warni

Gambar
Diambil dari sini Keberadaan instagram sedikit banyak mengubah persepsi orang terhadap apa yang disebut value. Value tak lagi berbicara soal uang dan material yang didapat, tetapi juga sebuah momen, sudut pandang, dan juga kreativitas. Orang tak lagi segan-segan merogoh kocek lebih dalam hanya untuk  menikmati alam (yang dulunya dianggap biasa dan tak lebih dari sekadar tempat tanpa fasilitas dan apa-apa lagi yang bisa dilihat selain hijau, hijau, dan hijau), mahakarya (yang dulunya masuk museum dianggap rugi karena cuma bisa dilihat-lihat tapi tidak bisa digunakan), dan bahkan pencahayaan, akustik, dan aroma pada sebuah restoran. Mereka tak lagi membeli sekadar makanan, minuman, wahana yang bisa digunakan, tetapi mereka juga membeli momen berikut penyuasanaannya yang bisa mereka abadikan dalam akun medsos instagram. Akhirnya bisnis tak lagi hanya ada pada lingkup menjual jasa atau produk yang kasatmata, tetapi bisnis juga menjual value dan juga penyuasanaan. Dua hal yang dulu