Cerpen: Bahasa yang Tak Dapat Diandalkan
Bahasa menunjukkan bangsa, yah setidaknya itu yang kupikir. Hingga akhirnya gawai tergantikan oleh gadget, ketika renjana tergantikan oleh passion, dan ketika merenung, terakhir kali kudengar sebagai kata lain dari berkontemplasi. Semoga negeri ini tidak kehilangan identitasnya. Telah banyak padanan kata dalam bahasa asing yang diserap oleh bahasa negeri tercinta ini. Sampai mereka pun kerap lupa untuk mengingat, sudah sejak kapan obrolan mereka menjadi se-inggris itu, se-Negeri Van Oranye itu, se-Arab itu, dan kita tidak bilang soal se-Cina itu karena untunglah mereka masih takut diminta untuk menuliskannya dalam huruf Hanzi atau mandarin. Yah Bahasa Indonesia memang sungguh sangat kaya dan juga ajaib! Karena ia mampu menyerap berbagai ragam bahasa asing menjadi seolah-olah lumrah dan begitu saja dicap sebagai bahasa baku Indonesia yang baik dan benar. Tapi aku masih ragu, apakah bahasa ini masih bisa menyerap seluruh bahasa setelah komputerku mengesktrak Scilab...