Semester 3 di ITB: Awal Penentuan Karir

Disadur dari wordpress ini

Semester 3 di ITB merupakan sebuah periode yang dapat  menjadi mula malapetaka atau awal dari kegemilangan karir kemahasiswaan seseorang. Layaknya efek domino, langkah pertama yang diambil haruslah tepat karena akan memengaruhi keberlanjutan langkah-langkah selanjutnya, entah itu terhadap hubungan pertemanan, akademik, organisasi, dan juga prestasi.
Ada beberapa wejangan yang mungkin berguna ketika seorang mahasiswa memasuki fase ini.

Yang pertama, Turutilah segala aturan osjur dan ikuti semua prosesnya dengan benar sampai akhir pelantikan.

Kau bilang kau muak dengan segala aturannya yang kau pikir merupakan pembodohan dan membatasi kreativitas. Sedari awal kau menangis lelah dengan segala teriakan beringas yang mengusik fokusmu terhadap kegiatan belajarmu. “Idealismeku menolak keras terhadap segala jenis perploncoan, tak bisakah teman-teman angkatanku untuk menggertak dan menghentikan kegiatan ini?”

Sebelum menolak dan mengukung diri dalam keegosentrisanmu, pikirkanlah sejenak? Apa kau memiliki pilihan lain? Kau bilang “Ya, mungkin nonhim adalah pilihan terbaik.”

Kalau begitu pikirkanlah ini. Seberapa besar perbedaan fasilitas yang didapatkan nonhim dengan mereka yang bergabung dengan himpunan? Tak terlalu besar katamu, hanya soal embargo dari sekre himpunan, dan juga perintilan-perintilan kegiatannya yang menurutmu tak terlalu penting.

Tak terlalu besar? Lantas bagaimana dengan kesempatan dan momen beserta alasan untuk mengakrabkan diri dengan teman-teman jurusan di angkatanmu? Bagaimana dengan kakak tingkat? Dan juga adik tingkat yang sebentar lagi datang? Hey, jika dirimu selama TPB bukanlah orang yang cukup supel bergaul dengan orang tak dikenal tanpa sebuah alasan terlebih dahulu maka berpikirlah lagi. Barangkali momen ketika osjur dan aktivitas himpunan akan memudahkanmu memiliki alasan bergaul dengan orang-orang itu. Mereka, ya hanya mereka, orang-orang di jurusan,  yang bisa kau tanyakan seputar bagaimana cara menggunakan tabel properti termodinamika, hanya kepada kakak tingkat jurusanlah kamu bisa meminta bocoran kondisi soal-soal ujian tahun lalu, dan kepada adik tingkat jurusanlah kamu bisa bertanya tugas PR yang kau lewatkan ketika bolos mata kuliah yang mengulang.

Lalu kenapa hal ini begitu penting untuk diberi concern lebih di semester 3 ini? Karena penentuannya ada pada semester ini, kau akan bergabung dengan himpunan atau tidak sama sekali. Dan lagi, semester  ini adalah masa-masa krusial untuk memulai dan membina hubungan pertemanan dengan teman-teman di jurusan. Apabila dari awal dirimu dengan mereka sudah tidak akrab, maka sulitlah kalian untuk mengakrabkan diri di semester-semester selanjutnya ketika kubu-kubu sudah terbentuk kaku, mengerak, ibarat lempeng epifise yang sudah menutup dan tidak memungkinkan tulang untuk bertumbuh lagi, seperti itulah kira-kira proses pertemanan di jurusan. Sekali kau melewatkan momen inisiasi pertemanan itu, tahu-tahu kau sudah berada di tengah kumpulan lingkaran pertemanan yang terjalin erat dan sama sekali sulit ditembus oleh mereka-mereka yang dari awal tidak melakukan ‘pendekatan’.

Kau bilang kau tak butuh teman-teman yang begitu akrab di jurusan. Maka pikirkanlah siapa yang akan mengingatkan kekhilafan akan akademikmu di saat semua orang sedang sibuk-sibuknya khawatir dengan diri mereka masing-masing? Kawan-kawanmu  tentunya. Kau bilang sebagaimana di masa sekolah kau akan melewati masa sulit di kuliah dengan gemilang, sendirian, hal itu tak berlaku lagi kawan. Materi kuliah itu sangat banyak dan kompleks. Lima soal yang keluar di ujian hanya bisa kau jawab setelah menamatkan berlembar-lembar banyaknya halaman di buku text yang sangat tebal itu. Tambah lagi setiap tahun soal ujian akan selalu dirombak. Jika sudah begitu, siapa yang tahu informasi  lebih banyak dan lebih tepercaya, dia akan selamat menempuh segala ujian. Karena itulah dibutuhkan banyak informasi sebagai perbandingan. Dan informasi yang akurat tak hanya cukup didapat dari buku dan penjelasan dosen, tetapi juga dari perbincangan dengan teman-teman akrabmu. Kita tak bisa menyerap dan mengingat banyak informasi sekaligus, kita butuh orang lain untuk saling melengkapi dan mengingatkan.

Kalau kau sedari awal enggan mengikuti permainan dan politik pertemanan yang medianya, langsung atau tidak langsung, adalah osjur dan kegiatan himpunan yang menurutmu tak sesuai dengan idealismemu kawan, maka kelak kau akan menemui saat-saat di mana kau merasa sangat sendirian. Mau bertanya tetapi malu karena tak memiliki teman yang cukup dekat. Mau mulai membangun hubungan dengan banyak orang namun semuanya sudah sangat terlambat, di saat kau baru menyadari bahwa kau tidak bisa berjuang sendirian.

Yang kedua, Jagalah indeks akhir akademikmu,  jangan sampai ada yang nilainya BC, C, atau bahkan mengulang.

Selain menutup kesempatanmu meraih gelar cumlaude, indeks yang buruk juga dapat membuat IP mu berada di bawah tiga koma. Lantas di mana letak kegawatannya?

Kerugian atas IP mu yang di bawah tiga koma itu baru akan terlihat ketika kau memiliki beberapa persoalan berikut. Dari aspek biaya, jika kau adalah anggota bidik misi, maka IP mu yang di bawah tiga itu akan menjadi alasan para pemberi dana untuk menghentikan aliran uang untukmu. Karena biasanya syarat untuk mendapatkan dana bidikmisi adalah memiliki prestasi akademik yang bagus.

Lalu, apabila kau bukan bidikmisi dan mungkin biaya UKT mu memiliki nominal yang cukup besar, ada gejolak batin untuk membantu meringankan beban orang tua dan berpikir untuk meng-apply beasiswa. Namun, semua itu cuma jadi keinginan belaka ketika kau tak bisa memenuhi salah satu syaratnya : IPK minimal 3.

Tak hanya soal beasiswa, beberapa kegiatan mahasiswa yang bisa menjadi nilai tambah pada curriculum vitae  terkadang menggunakan syarat IP, contohnya Ganesha Forum Leadership dan juga Program Pertukaran Pelajar ke Jepang.


Dari segi akademik yang terdekat, menjadi asisten dosen juga mensyaratkan IPK tidak kurang dari 3 koma dan beberapa tempat kerja praktik pun ada yang menerapkan persyaratan demikian.

Sangat disayangkan bukan? Jejak peluang dan kesempatan karirmu di bangku kuliah harus terdegradasi dan terbatasi sejak dini hanya karena IPK mu yang kurang dari tiga koma. Hal ini juga dapat mendemotivasi dirimu untuk terus berkarya dan bersaing secara sehat sebagai mahasiswa.
Padahal waktu menjadi mahasiswa adalah masa yang paling tepat untuk mengembangkan diri dan bereksplorasi terhadap hal baru yang bermanfaat dan produktif sebanyak-banyaknya.

Selain itu, IPK mu yang terjaga bagus dari awal akan membuatmu semangat menghadapi tantangan-tantangan akademik selanjutnya dan akan semakin meningkatkan kepercayaan dirimu seiring berjalannya waktu, untuk memecahkan berbagai persoalan baik di perkuliahan, organisasi, maupun ketika diaplikasikan di masyarakat.

Yang ketiga, Sudah saatnya untuk menentukan sedikit saja tempat yang akan dipilih untuk berdedikasi dengan totalitas.

TPB memang masa yang sarat open recruitment dan pelantikan anggota baru berbagai organisasi pengembangan diri. Tidak heran kalau mahasiswa ITB memiliki 3 sampai 5 organisasi pada masa awal kemahasiswaannya, itupun belum dihitung dengan jumlah kepanitiaan yang diikuti.

Namun ketika memasuki semester 3, hendaklah kita mulai memilih ke mana  akan memfokuskan diri dan meninggalkan tempat-tempat yang kurang menjadi prioritas. Berhenti untuk labil memutuskan di mana kau akan berkomitmen secara penuh. Dan berhenti pula berpikir bahwa kau bisa meraup banyak tempat aktualisasi tanpa kehilangan arah sedikitpun. Berorganisasi tidak sebercanda itu kawan. Ada banyak hal yang harus dikorbankan dan didedikasikan ketika berkecimpung dalam sebuah organisasi. Kontribusi yang tidak tuntas dan setengah-setengah hanya akan menurunkan kepercayaan orang lain terhadapmu. “Ini orang niat atau engga sih ngelakuinnya, kok dikit-dikit ngilang, dikit-dikit ngalihin amanah ke orang lain?” Tentu kita semua tak mau dicap sebagai orang yang hanya datang dan pergi sesuka hati dan tidak bisa amanah maupun total ketika diberikan kepercayaan untuk membantu mengurus permasalahan organisasi.

Buang jauh- jauh ambisi untuk memiliki banyak organisasi dan eksis di setiap tempat atau kedudukan. Satu organisasi pun bisa memberikan banyak inspirasi dan pengetahuan apabila kita mau mengikuti prosesnya secara tekun dan maksimal,  serta menggali intisari dan hikmah dari setiap pertemuan di organisasi tersebut. Waktumu untuk aktif di organisasi kampus sangatlah sedikit, apabila kau masih saja menjadi kutu loncat dengan pindah sana pindah sini dan tidak memberikan hal yang signifikan pada organisasimu maka bersiaplah untuk kenyataan pahit kawan. Di akhir kepengurusanmu-apabila kau kebetulan menjabat-kau akan menyesali kesempatan dan amanah besar yang kau sia-siakan. Tidak membuat perubahan yang berarti dan pantas untuk dikenang. Bahkan kau terlalu malu untuk menulisnya di CV. Orang-orang tak mengingat dirimu karena tak ada yang pernah benar-benar kau usahakan dan hasilkan. Tapi itu masih lebih baik, daripada mereka mengenangmu sebagai orang yang tidak komitmen dalam memegang jabatan.

Menjadi kutu loncatpun bisa memengaruhi pribadimu. Bayangkan ada tiga sampai empat organisasi yang mencantumkan namamu sebagai anggota tapi tak banyak perubahan dalam dirimu yang kau rasakan. Seakan-akan kau tak pernah aktif berorganisasi di unit manapun. Karena apa? Karena minimnya dedikasi yang kau berikan, kau tak begitu serius menjalani prosesnya sehingga pembendaharaan skillmu  tak bertambah. Terlalu memaksa aktif di banyak organisasi di waktu yang bersamaan juga membuat dirimu tak memiliki karakter dan pemikiran yang kuat. Bak buih-buih di lautan, kau akhirnya menjadi sering terombang-ambing arus pemikiran yang datang dari mana saja karena tak sempat mendalami dan memaknai nilai-nilai organisasi tempatmu sendiri.

Semester 3 memang waktu yang singkat, tetapi keputusan yang diambil dan perubahan yang diperbuat akan berbuah hasil yang membayangimu sampai kelulusan kelak. Janganlah terlena, jangan berleha-leha. Selamatkan semester tigamu, selamatkan jenjang karir kemahasiswaanmu di semester-semester selanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bermalam Ala Gelandangan di Ibukota

Pantun Memantun Bersama Nabila

Jangan Mau Kehilangan KTM ITB