Jangan Mau Kehilangan KTM ITB
Saya memposting hal ini bukan berarti saya telah kehilangan KTM (dan mudah-mudahan tidak akan pernah). Tak usah bertanya angin apa yang membuat saya kepikiran, yang jelas saya lagi kepingin saja memposting tentang ribetnya ngurus KTM yang hilang.
Saya mengcopas informasinya dari wordpress salah satu alumni ITB, yaitu Annisa Fitri, Teknik Telekomunikasi STEI ITB 2007.
Berikut pengalamannya ketika kehilangan KTM....
Setelah terjadi peristiwa penjambretan pada gw pada 21 Februari yang lalu di Fatmawati, Jakarta, gw terpaksa mengurus kehilangan ini itu. Mulai dari surat kepolisian, blokir kartu-kartu ATM, bikin KTP lagi, bikin kartu ATM baru, dan tentu ngurus KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) hilang.
Surat kepolisian alhamdulillah cukup mudah, karena TKP lumayan dekat dengan Polres Jakarta Selatan di Blok A, jadi malam itu juga langsung dibuat. Polisi yang bertugas pun alhamdulillah baik dan ga rese, tumben.
Blokir kartu ATM juga hal yang cukup mudah, kan sekarang call centre bank online 24 jam. Ga ribet, cuma ditanya nama, tanggal lahir, nama gadis ibu, nomor rekening. Dan kartu ATM yang hilang pun aman.
Nah bikin KTP. Selama ini juga ga tau sih proses bikin KTP yang baik dan benar gimana. Pokoknya urusan per-KTP-an di kantor kelurahan daerah tempat tinggal udah diurus oleh ibu. Identitas diri yang hilang pun tak lama sudah kembali. :)
Kartu ATM salah satu bank dengan mudah diurus ibu di kantor cabang Bekasi karena bikinnya udah lama banget dan masih atas nama ibu. Katanya sih hari ini (1 Maret) udah jadi. Asik… Dancing dancing~
Nah, yang terakhir nih yang super rebek…KTM!
Setelah melalui perjalanan yang panjang dan berliku dan belom selesai-selesai sampai sekarang, berikut adalah cara mengurus KTM Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bekerja sama dengan BNI:
—
Hari ini udah hari kesekian dari pengurusan KTM yang ilang ini. Bosen, sungguh! Kok ribet banget ya. Birokrasi berbelit-belit banget. Nunggu di sini sehari, nunggu di sana sehari. Disuruh ngurus ini dulu ke sini, ngurus itu dulu ke sana. Kenapa ya ga dibuat one-stop-place buat ngurus KTM ilang ini, berhubung mahasiswa yang KTM nya ilang tuh jumlahnya ga sedikit.
—
Setelah stress mondar-mandir ngurus KTM ga selesai-selesai, akhirnya gw bertanya-tanya kenapa ribet banget ngurus kartu yang satu ini. Dan kenapa gw mau ngurusin kartu yang satu ini ya, padahal kuliah juga insya Allah tinggal bentar.
Mungkin karena banyaknya keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan KTM ya. Mulai dari kemudahan bayar SPP kuliah, diskon travel, student price di tempat makan, dan lain-lain.
Selain itu, mungkin juga karena kartu ATM yang terintegrasi dengan KTM itu membawa nama institut/universitas, jadi pihak rektorat dan bank sangat berhati-hati. Rugi kan kalo KTM disalahgunakan atau dipake oleh orang yang semena-mena dan nama institut/universitas jadi tercemar.
Just my opinion.
Jadi, bagi kalian yang saat ini menjadi mahasiswa ITB. Jangan pernah berani sekali-kali menghilangkan KTM. Butuh waktu yang tidak sedikit untuk mengurusnya dan hal ini tentu saja sangat merugikan. Waktu yang seharusnya bisa dipergunakan untuk mengembangkan potensi dan memberi sesuatu terhadap sekitar, ternyata terpaksa harus digunakan untuk mengikuti birokratisasi yang berbelit-belit. Jangan pernah menghilangkannya, jangan pernah.
Karena waktu Anda terlalu berharga.
Saya mengcopas informasinya dari wordpress salah satu alumni ITB, yaitu Annisa Fitri, Teknik Telekomunikasi STEI ITB 2007.
Berikut pengalamannya ketika kehilangan KTM....
Setelah terjadi peristiwa penjambretan pada gw pada 21 Februari yang lalu di Fatmawati, Jakarta, gw terpaksa mengurus kehilangan ini itu. Mulai dari surat kepolisian, blokir kartu-kartu ATM, bikin KTP lagi, bikin kartu ATM baru, dan tentu ngurus KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) hilang.
Surat kepolisian alhamdulillah cukup mudah, karena TKP lumayan dekat dengan Polres Jakarta Selatan di Blok A, jadi malam itu juga langsung dibuat. Polisi yang bertugas pun alhamdulillah baik dan ga rese, tumben.
Blokir kartu ATM juga hal yang cukup mudah, kan sekarang call centre bank online 24 jam. Ga ribet, cuma ditanya nama, tanggal lahir, nama gadis ibu, nomor rekening. Dan kartu ATM yang hilang pun aman.
Nah bikin KTP. Selama ini juga ga tau sih proses bikin KTP yang baik dan benar gimana. Pokoknya urusan per-KTP-an di kantor kelurahan daerah tempat tinggal udah diurus oleh ibu. Identitas diri yang hilang pun tak lama sudah kembali. :)
Kartu ATM salah satu bank dengan mudah diurus ibu di kantor cabang Bekasi karena bikinnya udah lama banget dan masih atas nama ibu. Katanya sih hari ini (1 Maret) udah jadi. Asik… Dancing dancing~
Nah, yang terakhir nih yang super rebek…KTM!
Setelah melalui perjalanan yang panjang dan berliku dan belom selesai-selesai sampai sekarang, berikut adalah cara mengurus KTM Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bekerja sama dengan BNI:
- Hal-hal yang harus dipersiapkan adalah: (a) Surat Keterangan Hilang dari polisi atau satpam, (b) Surat Keterangan Hilang KTM yang bisa diambil di akademik.itb.ac.id, (c) Slip Penggantian Kartu yang bisa diperoleh di BNI GKU Timur, (d) Surat Keterangan Lunas BPPT yang bisa diperoleh di Direktorat Keuangan Lantai 2 Gedung Annex, (e) fotokopi KSM, (f) 3 buah pas foto berwarna ukuran 3×4, (g) buku tabungan.
- Print dan isi Surat Keterangan Hilang KTM, kemudian berikan bersama Surat Keterangan Hilang dari Polisi/Satpam ke TU Prodi untuk ditandatangani oleh KaProdi. Sebenernya minta sendiri ke KaProdi bisa aja sih, tapi bapak TU bilang itu kurang sopan. So, gw harus buang waktu satu hari deh.
- Ambil dan isi Slip Penggantian Kartu di BNI GKU Timur.
- Setelah hal-hal dari poin (a) sampai (f) sudah terkumpul, datanglah ke Gedung Annex, loket 12 atau 17. Jangan salah loket karena bapak-bapak di loket lain ada yang jutek parah. -_- Oiya dari sini pun kita harus nunggu satu hari lagi. Oh, so wasting my time!
- Datanglah kembali esok hari untuk menerima KTM sementara dan Slip Penggantian Kartu BNI yang suah di cap. Jangan lupa kalo Annex istirahat jam 12 sampai jam 13. Kalo mau aman datengnya pagi aja, karena dia bukanya suka-suka, kalo lagi ga mood mungkin cuma buka setengah hari. (baca postingan saya di sini)
- Datanglah ke BNI GKU Timur dengan membawa buku tabungan, KTP, Surat Keterangan Hilang dari Polisi/Satpam, dan uang pengganti kartu sebesar Rp40.000,-. Ini juga amannya dateng pagi aja karena menjelang siang, ramenya terlalu. Apalagi kalo deket-deket wisuda atau awal semester. Sedih yaa, udah dompet dan kartu ilang, masih aja kena biaya empat puluh ribu. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. -.-
- KTM anda akan jadi 2 minggu kemudian. Bawalah buku tabungan dan KTP untuk mengambil KTM baru.
—
Hari ini udah hari kesekian dari pengurusan KTM yang ilang ini. Bosen, sungguh! Kok ribet banget ya. Birokrasi berbelit-belit banget. Nunggu di sini sehari, nunggu di sana sehari. Disuruh ngurus ini dulu ke sini, ngurus itu dulu ke sana. Kenapa ya ga dibuat one-stop-place buat ngurus KTM ilang ini, berhubung mahasiswa yang KTM nya ilang tuh jumlahnya ga sedikit.
—
Setelah stress mondar-mandir ngurus KTM ga selesai-selesai, akhirnya gw bertanya-tanya kenapa ribet banget ngurus kartu yang satu ini. Dan kenapa gw mau ngurusin kartu yang satu ini ya, padahal kuliah juga insya Allah tinggal bentar.
Mungkin karena banyaknya keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan KTM ya. Mulai dari kemudahan bayar SPP kuliah, diskon travel, student price di tempat makan, dan lain-lain.
Selain itu, mungkin juga karena kartu ATM yang terintegrasi dengan KTM itu membawa nama institut/universitas, jadi pihak rektorat dan bank sangat berhati-hati. Rugi kan kalo KTM disalahgunakan atau dipake oleh orang yang semena-mena dan nama institut/universitas jadi tercemar.
Just my opinion.
Jadi, bagi kalian yang saat ini menjadi mahasiswa ITB. Jangan pernah berani sekali-kali menghilangkan KTM. Butuh waktu yang tidak sedikit untuk mengurusnya dan hal ini tentu saja sangat merugikan. Waktu yang seharusnya bisa dipergunakan untuk mengembangkan potensi dan memberi sesuatu terhadap sekitar, ternyata terpaksa harus digunakan untuk mengikuti birokratisasi yang berbelit-belit. Jangan pernah menghilangkannya, jangan pernah.
Karena waktu Anda terlalu berharga.
wah, makin unik aja hohoho -3- #bookmark
BalasHapusbirokrasi memang lahan, pun hingga kini, entah apa mungkin berhenti
BalasHapus