Fisika dan Sosial
Sampai sekarang masih ga paham, kenapa seseorang dengan interest yang sosial banget bisa nyasar di jurusan yang IPA banget seperti ini. Seorang yang lebih suka Bahasa Indonesia nyangsang di jurusan Teknik Fisika yang sudah terkenal ganasnya dalam kurun waktu 60 tahun, yak hampir setengah abad!! Yah mungkin everything happens with a great reason. Daripada terus bertanya dan bertanya layaknya Ariel pada lagunya yang berjudul Kisah Cintaku,"Mengapa terjadi kepada diriku (mu) aku tak percaya~~~ uo uoo," marilah kita lihat saja potensi besar apa yang bisa digali dengan saya berada di jurusan ini.
Yang baru kepikiran sih adalah menjadi ahli sosial yang memecahkan masalah sosial dengan teorema fisika selama kuliah. Mungkin nama pekerjaannya adalah Ahli Fisika Sosial, err punya saran nama yang lebih baik? Misalnya saja cara-cara mencapai kestabilan sistem pada mata kuliah Kontrol Otomatik bisa saya terapkan untuk meng-improve sistem sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Pengaruh tingkat pencahayaan bidang kerja dan juga tingkat kenyamanan akustik terhadap psikologis manusia yang dipelajari di Teknik Fisika juga dapat diintegrasikan untuk menganalisis dan mendesain suatu area lingkungan sosial yang sehat.
Yang kedua adalah menjadi Data Analyst, hei tapi maksudnya apa? Kalo menurut saya sih yaitu pekerjaan yang kerjaannya menganalisis grafik dari hasil komputasi tertentu, ya cem-cem analisis spektral sinyal yang saya dapat pada mata kuliah Pemrosesan Sinyal. Alasan saya memilih ini karena hasil kerjaan ini memang cukup signifikan terhadap revenue perusahaan, bukankah menyenangkan bisa membuat senang 1 perusahaan? Hihi...
Yang ketiga, Ahli Fisika Linguistik, dengan hibridisasi ilmu furu-nya Bahasa Indonesia (baca: cabang ilmu) seperti semantik, sintak, fonem dipadukan dengan teori-teori Fisika Terapan mungkin saja akan menjadi cabang ilmu yang menjanjikan di masa yang akan datang, who knows kan? Tapi sejujurnya saya sendiri masih ga kebayang. Feeling saya sih makul FT yang paling relevan adalah makul-makul Termodinamika Statistik, Teknik Komputasi, sama Medan Elektromagnetik itu... Sekedar info, makul-makul itu cukup menjadi momok menakutkan di angkatan saking abstraknya untuk dibahas. Mungkin saja karena Bahasa Indonesia juga cukup abstrak akhirnya bisa cocok sama makul-makul tersebut, entahlah. Mungkin dengan teorema lanjutan dari mata kuliah Teknik Komputasi misalnya tentang interpolasi bisa ditentukan perkembangan Bahasa Indonesia selanjutnya akan cenderung ke arah mana entah dilakukan dengan pendekatan fungsi, atau dengan permainan algoritma fraktal. (Btw, khusus yang ini saya gemes banget sama deretan kata yang baru-baru ini dipatenkan di KBBI, okelah masih ada label Cak-nya (Baca: percakapan sehari-hari), tapi kalo udah masuk KBBI, kan asa gimana gitu ntar orang-orang yang tak berperikebahasaan makin gencar aja make bahasa serapan yang menurut saya ga banget deh, cem-cem interviu ketimbang wawancara, perikik ketimbang tendangan bebas, coba ini tolonglah mau dibawa ke mana masa depan bahasa Bangsa kita yang seharusnya bisa kece di dunia internasional ini :(( )
Yang keempat, Black Mirror Analyst, apa lagi ini? Tidak ada yang bisa menapik bahwasanya pada bidang teknologi akan terus dilakukan perkembangan. Nah, dengan memanfaatkan sifat overthinking negatif saya (yang kadang sangat berlebihan) saya ingin bekerja sebagai analyst yang mempertimbangkan dampak-dampak negatif apa saja yang mungkin terjadi sebanyak-banyaknya selengkap-lengkapnya mengenai usulan teknologi-teknologi tertentu yang hari ini masih berupa prototype atau masih diracik pseudocodenya. Hal ini senada dengan nasib sial para tokoh di tv series yang berjudul Black Mirror. Di series ini diperlihatkan apa jadinya kalo teknologi dikembangin sebebas-bebasnya tanpa tedeng aling-aling. Tentu saja dampak negatif yang diperlihatkan bukan sekedar manusia lupa waktu atau jadi ga bisa ngapa-ngapain karena dimanja teknologi ya.
Yang kelima, Penasihat Kehidupan, pernah denger ada jasa yang membantu orang-orang me-manage keuangannya? Nah pekerjaan yang satu ini adalah plintiran dari penasihat keuangan. Bisa ditebak dong tentunya, kesehariannya dinasihatin merujuk pada konsep apa? Yak benar, hukum fisika. Misalnya pake ilmu mekanika fluida dan ekonofisika si penasihat kehidupan ini bisa ngasih forecast ke klien, bagusnya investasi apa ya merujuk pada gejala-gejala yang terjadi di daerah si klien. Selain tentang keuangan, ya namanya juga kehidupan pasti melibatkan aspek-aspek lain seperti making decision apakah baiknya rumah direnovasi atau tidak, outfit ini cocok atau tidak, pada hari apa mustinya berangkat plesiran dan sebagainya dan seterusnya. Sebagai contoh sederhana yaitu dari penentuan pembelian properti rumah berupa sofa ruang tamu. Dari segi fisika material bisa dipertimbangkan sofa mana yang memiliki bahan yang ramah dengan sensitivas kulit klien. Kualitas ergonomi yang dibutuhkan oleh klien juga dapat dilihat dari sifat deformasi bantalnya menurut mekanika material dan juga proporsionalitas antropometrinya ditinjau dari segi fisika medik. Keseluruhannya bisa dimodelkan mengacu terhadap materi yang dipelajari di kuliah Dinamika Sistem dan Simulasi. Sejujurnya masih ga kebayang sih teorema fisika terapan mana yang benar-benar cocok untuk dipake, tapi sejauh ini profesi life counselor based on physic theorem terlihat 'seksi' untuk direalisasikan.
Mungkin segitu dulu yang baru kepikiran, kapan-kapan akan saya lanjut lagi kalo nemu-nemu kerjaan sosial yang sesuai dengan background Teknik Fisika saya....
Yang baru kepikiran sih adalah menjadi ahli sosial yang memecahkan masalah sosial dengan teorema fisika selama kuliah. Mungkin nama pekerjaannya adalah Ahli Fisika Sosial, err punya saran nama yang lebih baik? Misalnya saja cara-cara mencapai kestabilan sistem pada mata kuliah Kontrol Otomatik bisa saya terapkan untuk meng-improve sistem sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Pengaruh tingkat pencahayaan bidang kerja dan juga tingkat kenyamanan akustik terhadap psikologis manusia yang dipelajari di Teknik Fisika juga dapat diintegrasikan untuk menganalisis dan mendesain suatu area lingkungan sosial yang sehat.
Kondisi eksisting sebuah aktivitas sosial dengan tipe pencahayaan tertentu |
Yang kedua adalah menjadi Data Analyst, hei tapi maksudnya apa? Kalo menurut saya sih yaitu pekerjaan yang kerjaannya menganalisis grafik dari hasil komputasi tertentu, ya cem-cem analisis spektral sinyal yang saya dapat pada mata kuliah Pemrosesan Sinyal. Alasan saya memilih ini karena hasil kerjaan ini memang cukup signifikan terhadap revenue perusahaan, bukankah menyenangkan bisa membuat senang 1 perusahaan? Hihi...
Yang ketiga, Ahli Fisika Linguistik, dengan hibridisasi ilmu furu-nya Bahasa Indonesia (baca: cabang ilmu) seperti semantik, sintak, fonem dipadukan dengan teori-teori Fisika Terapan mungkin saja akan menjadi cabang ilmu yang menjanjikan di masa yang akan datang, who knows kan? Tapi sejujurnya saya sendiri masih ga kebayang. Feeling saya sih makul FT yang paling relevan adalah makul-makul Termodinamika Statistik, Teknik Komputasi, sama Medan Elektromagnetik itu... Sekedar info, makul-makul itu cukup menjadi momok menakutkan di angkatan saking abstraknya untuk dibahas. Mungkin saja karena Bahasa Indonesia juga cukup abstrak akhirnya bisa cocok sama makul-makul tersebut, entahlah. Mungkin dengan teorema lanjutan dari mata kuliah Teknik Komputasi misalnya tentang interpolasi bisa ditentukan perkembangan Bahasa Indonesia selanjutnya akan cenderung ke arah mana entah dilakukan dengan pendekatan fungsi, atau dengan permainan algoritma fraktal. (Btw, khusus yang ini saya gemes banget sama deretan kata yang baru-baru ini dipatenkan di KBBI, okelah masih ada label Cak-nya (Baca: percakapan sehari-hari), tapi kalo udah masuk KBBI, kan asa gimana gitu ntar orang-orang yang tak berperikebahasaan makin gencar aja make bahasa serapan yang menurut saya ga banget deh, cem-cem interviu ketimbang wawancara, perikik ketimbang tendangan bebas, coba ini tolonglah mau dibawa ke mana masa depan bahasa Bangsa kita yang seharusnya bisa kece di dunia internasional ini :(( )
Grafik ini adalah grafik interpolasi dari mata kuliah Teknik Komputasi |
Yang keempat, Black Mirror Analyst, apa lagi ini? Tidak ada yang bisa menapik bahwasanya pada bidang teknologi akan terus dilakukan perkembangan. Nah, dengan memanfaatkan sifat overthinking negatif saya (yang kadang sangat berlebihan) saya ingin bekerja sebagai analyst yang mempertimbangkan dampak-dampak negatif apa saja yang mungkin terjadi sebanyak-banyaknya selengkap-lengkapnya mengenai usulan teknologi-teknologi tertentu yang hari ini masih berupa prototype atau masih diracik pseudocodenya. Hal ini senada dengan nasib sial para tokoh di tv series yang berjudul Black Mirror. Di series ini diperlihatkan apa jadinya kalo teknologi dikembangin sebebas-bebasnya tanpa tedeng aling-aling. Tentu saja dampak negatif yang diperlihatkan bukan sekedar manusia lupa waktu atau jadi ga bisa ngapa-ngapain karena dimanja teknologi ya.
Grafik ini diambil dari slide Mata Kuliah Manajemen Rekayasa Industri tentang Peramalan Teknologi |
Yang kelima, Penasihat Kehidupan, pernah denger ada jasa yang membantu orang-orang me-manage keuangannya? Nah pekerjaan yang satu ini adalah plintiran dari penasihat keuangan. Bisa ditebak dong tentunya, kesehariannya dinasihatin merujuk pada konsep apa? Yak benar, hukum fisika. Misalnya pake ilmu mekanika fluida dan ekonofisika si penasihat kehidupan ini bisa ngasih forecast ke klien, bagusnya investasi apa ya merujuk pada gejala-gejala yang terjadi di daerah si klien. Selain tentang keuangan, ya namanya juga kehidupan pasti melibatkan aspek-aspek lain seperti making decision apakah baiknya rumah direnovasi atau tidak, outfit ini cocok atau tidak, pada hari apa mustinya berangkat plesiran dan sebagainya dan seterusnya. Sebagai contoh sederhana yaitu dari penentuan pembelian properti rumah berupa sofa ruang tamu. Dari segi fisika material bisa dipertimbangkan sofa mana yang memiliki bahan yang ramah dengan sensitivas kulit klien. Kualitas ergonomi yang dibutuhkan oleh klien juga dapat dilihat dari sifat deformasi bantalnya menurut mekanika material dan juga proporsionalitas antropometrinya ditinjau dari segi fisika medik. Keseluruhannya bisa dimodelkan mengacu terhadap materi yang dipelajari di kuliah Dinamika Sistem dan Simulasi. Sejujurnya masih ga kebayang sih teorema fisika terapan mana yang benar-benar cocok untuk dipake, tapi sejauh ini profesi life counselor based on physic theorem terlihat 'seksi' untuk direalisasikan.
Ilustrasi Dinamika Sistem (Sumber: Jurnal Dynamics of Multibody Systems with Bond Graphs (Universidad Nacional de Rosario)) |
Mungkin segitu dulu yang baru kepikiran, kapan-kapan akan saya lanjut lagi kalo nemu-nemu kerjaan sosial yang sesuai dengan background Teknik Fisika saya....
Bikin komik fisika terapan buat pembaca muda. Kan bisa diterapin ilmu Fisikanya kolaborasi dg kisah yg ditulis
BalasHapus