Andai Diri Ini Disantroni Sama Pertanyaan Retoris....
Gua udah pernah jadi panitia KM, dan kini panitia M***ng....
tapi gua ga pernah di-KM dan di-M***ng, yang artinya gua ga prnah ngerasain posisi kandidat-kandidat itu, yang terpojok oleh seribu pertanyaan menuntut bukti, dan cekaman waktu.
pasti jawaban yang dibutuhkan dan diinginkan oleh peng'eksekusi' adalah yang bisa dilakukan detik itu juga.
Kadang gua bingung, apakah jawaban yang sebenar-benarnya jawaban untuk pertanyaan2 itu benar-benar ada.
atau hanya sebatas usaha untuk memojokkan sang kandidat, sampai menampakkan watak aslinya?
jika gua ditanya: Apa gua pantas di posisi itu? Satu-satunya yang terbayang dalam pikiran adalah semua orang bisa menjadi pantas kalo ia berusaha maksimal dan bertanggungjawab
jadi kalo ditanya: Apa yang bikin gua pantas dan yang lain engga?
lagi-lagi yang terpikir adalah gua hanya orang yang kebetulan terpilih, karena panitia ditakdirkan untuk melihat dan tertarik terhadap potensi prominen yang ada di dalam diri gua, dan ditakdirkan untuk luput melihat kelebihan peserta yang lain. Sepertinya hanya itu, karena pada dasarnya semua manusia punya kelebihan dari manusia lainnya.
Dan saat ditanya: Kelebihan apa yang gua punyai, dan ga dimiliki pemegang posisi itu sebelumnya?
Mungkin gua bakal jawab "segala kekurangannya akan saya ganti jadi kelebihan."
jika semua jawaban itu dianggap klise dan abstrak, maka bukankah kata-kata itu bersumber dari wejangan-wejangan orang terdahulu? dan segala yang hanya dikatakan, memang bentuknya pasti abstrak?
Saat memikirkan jawaban di atas, gua dalam kondisi tenang dan tengah mengetik postingan ini.
Mungkin kalo didera tekanan dan hitungan waktu, yah lain lagi ceritanya :P
Oleh karena itu gua lebih suka jawab soal LCT , daripada pertanyaan yang bertujuan mematahkan perkataan.
tapi gua ga pernah di-KM dan di-M***ng, yang artinya gua ga prnah ngerasain posisi kandidat-kandidat itu, yang terpojok oleh seribu pertanyaan menuntut bukti, dan cekaman waktu.
pasti jawaban yang dibutuhkan dan diinginkan oleh peng'eksekusi' adalah yang bisa dilakukan detik itu juga.
Kadang gua bingung, apakah jawaban yang sebenar-benarnya jawaban untuk pertanyaan2 itu benar-benar ada.
atau hanya sebatas usaha untuk memojokkan sang kandidat, sampai menampakkan watak aslinya?
jika gua ditanya: Apa gua pantas di posisi itu? Satu-satunya yang terbayang dalam pikiran adalah semua orang bisa menjadi pantas kalo ia berusaha maksimal dan bertanggungjawab
jadi kalo ditanya: Apa yang bikin gua pantas dan yang lain engga?
lagi-lagi yang terpikir adalah gua hanya orang yang kebetulan terpilih, karena panitia ditakdirkan untuk melihat dan tertarik terhadap potensi prominen yang ada di dalam diri gua, dan ditakdirkan untuk luput melihat kelebihan peserta yang lain. Sepertinya hanya itu, karena pada dasarnya semua manusia punya kelebihan dari manusia lainnya.
Dan saat ditanya: Kelebihan apa yang gua punyai, dan ga dimiliki pemegang posisi itu sebelumnya?
Mungkin gua bakal jawab "segala kekurangannya akan saya ganti jadi kelebihan."
jika semua jawaban itu dianggap klise dan abstrak, maka bukankah kata-kata itu bersumber dari wejangan-wejangan orang terdahulu? dan segala yang hanya dikatakan, memang bentuknya pasti abstrak?
Saat memikirkan jawaban di atas, gua dalam kondisi tenang dan tengah mengetik postingan ini.
Mungkin kalo didera tekanan dan hitungan waktu, yah lain lagi ceritanya :P
Oleh karena itu gua lebih suka jawab soal LCT , daripada pertanyaan yang bertujuan mematahkan perkataan.
Haha, mahen belum tahu rahasianya :3
BalasHapusAda tips utk menjawab hal2 kaya gitu hen haha *mantan kandidat*
Apa tips nya? sayang sekali musang tahun lalu ga ikut
BalasHapusjadi gatau Dewi bisa lancar jawab atau engga hehe :P
i know exactly how it feels hen, tapi gw udah menemukan semua jawaban atas semua pertanyaan gw di smansa... ntar juga lw bisa jawab semuanya
BalasHapusSemua akan terjawab jika kamu benar2 punya keyakinan yang kuat bahwa kamu bisa...
BalasHapus@a wawi : can't wait, tapi kapan? hehe
BalasHapus@Semangat baru : yap benar