Ketakutan terhadap Hal yang Belum Pasti
Perubahan semestinya disikapi dengan sambutan gembira. Keberlanjutan seharusnya dipersiapkan dengan persiapan yang matang dan siap siaga.
Namun, akhir - akhir ini justru ane diliputi rasa takut kurang berdasar terhadap perubahan itu. Salah satunya adalah ketakutan akan kenaikan harga suatu produk yang selama ini jadi favorit Lihat saja, betapa tiap lebaran tiba harga-harga mendadak naik dan sangat jarang untuk turun kembali setelah melambung tinggi. Ketakutan terhadap kemungkinan terjadinya perubahan harga menyebabkan ane menjadi sangat freak terhadap produk tersebut, timbul rasa ingin mengkonsumsi produk itu sesering mungkin sepuas mungkin sampai pada akhirnya harga produk itu naik. Merugikan kocek memang, juga menggeser skala prioritas pula.
Keberlanjutan, ini soal jenjang yang sama sekali berbeda dengan tingkat sekolah. PTN, mendengar orang lain berkata bahwa di jenjang ini pelajar kebanyakan akan bersifat dingin, individualistis, dan menurunnya tingkat empati serta simpati, non-proteksi, rasa takut jenis kedua muncul. Ketakutan tidak bisa beradaptasi, dan tergerus kuatnya arus perubahan sistem itu, membuat ane tidak ingin cepat-cepat menyongsong hari esok, dan mencoba memuaskan masa - masa terakhir putih abu dengan memperlambat waktu.
Bagaimana menyikapi ketakutan terhadap hal yang belum pasti itu? Yakni dengan menyibukkan diri dalam kesenangan dan kecerahan hari ini, niscaya saat perubahan buruk itu memang terjadi sesuai dengan yang kita prediksikan, energi positif dari pemuasan diri kita pada hari ini akan membuatnya menjadi lebih ringan.
Namun, akhir - akhir ini justru ane diliputi rasa takut kurang berdasar terhadap perubahan itu. Salah satunya adalah ketakutan akan kenaikan harga suatu produk yang selama ini jadi favorit Lihat saja, betapa tiap lebaran tiba harga-harga mendadak naik dan sangat jarang untuk turun kembali setelah melambung tinggi. Ketakutan terhadap kemungkinan terjadinya perubahan harga menyebabkan ane menjadi sangat freak terhadap produk tersebut, timbul rasa ingin mengkonsumsi produk itu sesering mungkin sepuas mungkin sampai pada akhirnya harga produk itu naik. Merugikan kocek memang, juga menggeser skala prioritas pula.
Keberlanjutan, ini soal jenjang yang sama sekali berbeda dengan tingkat sekolah. PTN, mendengar orang lain berkata bahwa di jenjang ini pelajar kebanyakan akan bersifat dingin, individualistis, dan menurunnya tingkat empati serta simpati, non-proteksi, rasa takut jenis kedua muncul. Ketakutan tidak bisa beradaptasi, dan tergerus kuatnya arus perubahan sistem itu, membuat ane tidak ingin cepat-cepat menyongsong hari esok, dan mencoba memuaskan masa - masa terakhir putih abu dengan memperlambat waktu.
Bagaimana menyikapi ketakutan terhadap hal yang belum pasti itu? Yakni dengan menyibukkan diri dalam kesenangan dan kecerahan hari ini, niscaya saat perubahan buruk itu memang terjadi sesuai dengan yang kita prediksikan, energi positif dari pemuasan diri kita pada hari ini akan membuatnya menjadi lebih ringan.
Komentar
Posting Komentar