Ketika Kacamata Orang Lain Menguji Hati Nuranimu
Mendengar sahabat
terbaikmu dikomentari miring oleh kawan-kawanmu adalah momen tercanggung yang
menguji hati nurani. Lu bisa tau pandangan orang terhadap sahabatmu, dan
buru-buru memberi saran kepadanya agar sedikit demi sedikit berubah, atau malah
lu terbawa emosi membara jika tidak berpikir jernih.
“Si anu begini,
begitu, gua ga suka loh sama sifatnya yang kayak gitu.”
“Iya gua jg, gua
ga habis pikir bagaimana dia begini dan begitu.”
Dan saat itu lu ada di situ, dan mereka tidak mengetahui
bahwa lu sebenarnya adalah temen baik dia. Lu lebih tau mengapa dan bagaimana tentang
sahabatmu sebenarnya, dibandingkan mereka yang hanya tau efeknya doang.
Lu cuma bisa tertawa, tapi bingung mau menanggapi bagaimana…
Memang dengan mendengarkannya, lu bisa tau aib sahabatmu,
dan menemukan solusi serta cara untuk menanggulanginya, tetapi di sisi lain rasanya lu ingin:
memelintir lidah mereka sampai tidak bisa berkata –kata lagi
memelintir lidah mereka sampai tidak bisa berkata –kata lagi
Momen itu saat terbaik untuk menguji seberapa kuat tali
persahabatanmu. Banyak orang yang
akhirnya terbawa oleh paradigma mulut – mulut tanpa bukti itu dan kemudian
merenggangkan persahabatannya. Dan banyak pula yang tetap yakin bahwa sahabatnya
itu memang hanya seorang manusia yang
perlu dibimbing dan dibina.
Kalau memang kita tahu yg sebenarnya tentang dia, lebih baik lagi kalau tidak ikut mendengarkan omongan miring tentangnya...
BalasHapusSepertinya alangkah lebih bijak jika kita ikutan nimbrung dan meluruskannya...
BalasHapus